PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang mengambil langkah untuk melakukan akusisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dinilai sudah sangat tepat terutama untuk menguasai pasar domestik. Sebelumnya diinformasikan bahwa Lafarge Holcim, pemilik mayoritas saham SMCB akan melepas 80,6% kepemilikan mereka di SMCB. Nah, peluang inilah yang diambil oleh SMGR yang mengakuisisi saham tersebut. Nilai akuisisinya tak tanggung-tanggung, yakni sebesar US$917 juta.
Esensi Berita:
- Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Fahressi Fahalmesta, tindakan Semen Indonesia mengakuisisi Holcim merupakan hal tepat dan mampu membesarkan kapasitas produksinya. Menururtnya, Holcim merupakan perusahaan semen nomor tiga terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas produksi 15 juta ton per tahun.
- “Nah akuisisi ini akan membesarkan Semen Indonesia, dimana 50% kapasitasnya akan bertambah. Jadi secara market oligopoli, dengan kapasitas besar, maka persaingan harga akan meningkat,” ucap Fahressi, seperti dilansir Kontan.co.id, Selasa (20/11/2018).
- Sebelumnya, Fahressi melihat bahwa SMGR memangkas average selling price (ASP) hingga 3,7%. Kini, ASP bisa ditingkatkan lagi karena iklim persaingan yang tinggi. Sekadar informasi saja, pabrik semen SMGR sangat dominan, berada mulai dari Pulau Sumatra hingga Papua.
- Sementara analis MNC Sekuritas, Sukisnawati Puspitasari, melihat SMCB merupakan produsen semen terkenal di Indonesia dan karena akuisisi ini akan berdampak besar terhadap market share Semen Indonesia (SMGR). “Saat ini market share SMGR sekitar 40% sedangkan SMCB sekitar 15% sampai 17%. Jika digabung menjadi 55% sampai 60%,” katanya.
Info Terkait:
- Selepas kabar langkah SMGR mengakuisi 80,6% saham SMCB dari Lafarge Holcim, tampaknya mendapat respons positif dari pelaku pasar. Dalam sepekan harga saham SMGR melesat hingga 13,11% ke level Rp 11.000/saham. Pemodal asing juga ramai-ramai memborong saham ini, dengan total akumulasi beli bersih (net buy) dalam sepekan mencapai Rp189,88 miliar.
- Salah satu perusahaan efek asing Maybank Kim Eng menaikkan target harga saham ini menjadi Rp 12.400/saham. Menurut riset Maybank Kim Eng yang ditulis Isnaputra Iskandar dan dipublikasikan 15 November 2018, disebutkan langkah akuisisi tersebut merupakan hal positif untuk industri dan SMGR. “Kesepakatan tersebut akan berdampak positif bagi konsolidasi industri dan akan memperkuat posisi SMGR di pasar domestik,” kata Isnaputra, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Selasa (20/11/2018).
- Langkah SMGR pun dinilai cukup tepat, di mana seperti dilansir dari Merdeka.com, Selasa (20/11/2018), kinerja Holcim Indonesia pada sembilan bulan pertama tahun 2018, tercatat cukup positif dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 7,2% atau Rp7,37 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
- Holcim meraih peningkatan laba kotor sebesar Rp1,2 triliun dengan marjin sebesar 16,3%, meningkat dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Performa yang sangat baik di kuartal ketiga 2018 berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan sebesar Rp2,921 triliun atau lebih tinggi 12% jika dibandingkan hasil kuartal ketiga tahun 2017 dengan volume semen yang terjual sebanyak 3 juta ton.(DD)