Musim haji telah tiba. Beberapa kloter jemaah haji sudah mulai berdatangan ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji. Menyambut para tamu Allah tersebut, PT Kimia Farma (Persero) Tbk juga sudah membuka 30 gerai apotek Kimia Farma di Arab Saudi.
Kehadiran apotek Kimia Farma di Arab Saudi terwujud karena Perusahaan pada pertengahan bulan ini sudah menandatangani kerja sama penyertaaan modal dengan perusahaan Al Dwaa Medical Company (Dwaa). Dengan kerja sama itu maka Perusahaan kini bisa membuka cabang apotek di Jeddah dan Makkah termasuk juga perusahaan distribusi obat. Bahkan tidak lama lagi, Perusahaan akan membangun apotek sendiri di Madinah.
Keberanian Perusahaan dalam melakukan ekspansi ke Arab Saudi dikarenakan emiten berkode KAEF tersebut melihat adanya peluang yang cukup besar dari para rombongan jemaah haji dan umrah dari Indonesia yang menjadi jemaah terbanyak di dunia. "Di luar negeri sementara fokus di Arab Saudi. Di kota Jeddah, Mekkah dan Madinah," kata Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Eddy Murianto seperti dikutip kontan.co.id, Minggu (30/7/2017).
Kimia Farma dan Dwaa telah menandatangani Conditional Share Subscription Agrement (CSSA) di Mekkah, Arab Saudi sejak Rabu (19/7/2017) lalu. Dengan kerja sama tersebut maka komposisi kepemilikan 60% saham Dwaa dimiliki Kimia Farma dan 40% saham Dwaa dimiliki Pemegang Saham sebelumnya.
CSSA ditandatangani oleh Honesti Basyir, President Director PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan Sheikh Marei Bin Mubarak bin Mahfoudz, Chairman Marei Bin Mahfoudz Group dan disaksikan oleh Mohamad Hery Saripudin, Konsul Jendral RI dan Untung Suseno Sutarjo, Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan RI.
President Director PT Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan, untuk langkah awal masuk pasar Timur Tengah, Perusahaan memilih berinvestasi dengan Dwaa karena masih merupakan anak perusahaan Marei Bin Mahfoudz Group yang terhitung masih menjadi mitra Integrated Healthcare Business. Dwaa memiliki usaha pada bidang wholesaler dan retail farmasi dan produk kesehatan, serta jasa manajemen layanan Kesehatan.
Menurut Honesti, kehadiran perusahaan joint venture ini, tidak saja memberikan banyak keuntungan bagi para jemaah asal Indonesia, melainkan juga kepada para tenaga kerja Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. “Pengembangan bisnis Kimia Farma di Arab Saudi tidak hanya terbatas pada musim haji namun juga untuk jamaah umrah dan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi serta masyarakat Arab Saudi itu sendiri. Tidak hanya kebutuhan obat, kami juga akan mengembangkan klinik dan fasilitas kesehatan lainnya,” katanya seperti dikutip dari laman perusahaan.
Keberadaan apotek tersebut akan memberi alternatif bagi warga negara Indonesia selain apotek-apotek lainnya yang dikelola oleh Arab Saudi dimana kedepannya Perusahaan juga berencana untuk melakukan pembangunan klinik dan layanan kesehatan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lainnya. Untuk menggenjot kinerja Perusahaan, manajemen menyiapkan beberapa grand strategy seperti pembangunan berbagai fasilitas produksi Perusahaan, yaitu Pabrik Banjaran, Pabrik Garam Farmasi, Pabrik Bahan Baku Obat dan dalam waktu dekat akan mulai beroperasinya Pabrik Rapid Test, yaitu suatu produk alat kesehatan test kit untuk melakukan pendeteksian penyakit seperti HIV, Siphilis, Malaria, Hepatitis, narkoba dan demam berdarah.
Sedangkan untuk mengoptimalisasi aset, Perusahaan menggandeng mitra strategis yang berpengalaman. Seperti pembangunan MOXY Hotel di Dago Bandung, Pembangunan Hotel di Matraman Jakarta serta Pembangunan Rumah Sakit di Saharjo Jakarta, dengan bentuk kerja sama Built Operate Transfer (BOT). Di tahun 2017 ini, Perusahaan menyiapkan anggaran Rp200 miliar untuk membangun 100 gerai apotek. Sehingga jumlah total gerai apotek Perusahaan akan mencapai 1.000 gerai pada akhir tahun ini.(AHM)