DELIVERING THE VISION
Sido Muncul telah menempuh perjalanan panjang membangun dan menjaga reputasi. Kesetiaan dan kebanggaan masyarakat menginspirasi Sido Muncul untuk terus bertumbuh dan memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Perseroan memahami, keberlanjutan usaha Sido Muncul tidak hanya diukur dari nilai ekonomi yang di peroleh, tetapi yang lebih penting adalah upaya melestarikan kebudayaan peninggalan nenek moyang kita. Upaya yang telah Perseroan lakukan ini, sangat membantu masyarakat kecil dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan mereka tanpa melupakan kewajiban Perseroan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Perseroan Membukukan Penjualan Bersih sebesar Rp 2,2 triliun
Perseroan mampu bertahan di tengah pelambatan ekonomi domestik dengan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,2 triliun atau sedikit mengalami pertumbuhan sebesar 0,9% di tahun 2015.
Pada tahun 2015, penjualan segmen Jamu Herbal & Suplemen tumbuh sebesar 6,5% menjadi Rp 1,14 triliun dari tahun 2014 sebesar Rp 1,08 triliun. Kontribusi terbesar pada segmen ini disumbang oleh kelompok produk Tolak Angin Cair. Segmen Makanan dan Minuman masih mengalami penurunan. Perseroan mencatat penjualan pada segmen Makanan dan Minuman sebesar Rp 996,8 miliar di tahun 2015 atau mengalami penurunan 9% dari tahun sebelumnya. Penurunan terutama masih terjadi pada kelompok produk Kuku Bima Ener-G. Penjualan segmen Farmasi di tahun 2015 adalah sebesar Rp 76 miliar. Segmen ini berkontribusi sebesar 3,4% atas total penjualan bersih Perseroan.
Perseroan Mencatat Kenaikan pada Laba Kotor sebesar 5,2%
Perseroan mencatat kenaikan pada laba kotor sebesar 5,2% di tahun 2015, menjadi Rp 883,4 miliar. Marjin laba kotor juga mengalami peningkatan menjadi 39,8% dari tahun 2014 sebesar 38,2%. Peningkatan ini terjadi terutama karena perubahan bauran penjualan Perseroan, dimana segmen Jamu Herbal dan Suplemen dengan marjin laba kotor yang lebih tinggi yaitu sebesar 56% memberikan kontribusi yang lebih besar di tahun 2015. Sementara itu marjin laba kotor segmen Makanan dan Minuman serta segmen Farmasi masing-masing adalah sebesar 22% dan 32%.
Herbal Indo Plant mencapai 13.500 kg per hari
Pada tahun 2015, perluasan pabrik ekstraksi PT Semarang Herbal Indo Plant telah rampung dan akan memasuki produksi komersial pada semester pertama tahun 2016. Pabrik ekstraksi yang baru ini didirikan pada lokasi yang sama dengan pabrik lama. Total kapasitas PT Semarang Herbal Indo Plant kini mencapai 13.500 kg per hari, dari kapasitas sebelumnya sebesar 4.500 kg per hari.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Aset
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 membukukan nilai aset sebesar Rp 2,8 triliun, sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,9%. Komposisi aset Perseroan adalah 61% aset lancar dan 39% aset tidak lancar.
Penjualan Bersih
Perseroan mampu bertahan di tengah perlambatan ekonomi nasional dengan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,2 triliun atau sedikit mengalami pertumbuhan sebesar 0,9% di tahun 2015.
Liabilitas
Total liabilitas per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 197,8 miliar, mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 195,1 miliar. Total liabilitas jangka pendek dibukukan sebesar Rp 184,1 miliar. Utang usaha mengalami kenaikan di tahun 2015 sebesar 7,8% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Rasio lancar di akhir tahun 2015 adalah sebesar 9,3 kali.
Total liabilitas jangka panjang mengalami sedikit peningkatan sebesar Rp 75 juta menjadi Rp 13,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2015. Rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah sebesar 0,1 kali di tahun 2015.
Ekuitas
Pada tanggal 31 Desember 2015 Perseroan membukukan total ekuitas sebesar Rp 2,6 triliun, relatif sama dengan total ekuitas pada 31 Desember 2014. Perseroan mencatat saham treasuri sebesar Rp104,8 miliar pada 31 Desember 2015.
RENCANA STRATEGIS
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong perbaikan birokrasi dalam investasi dan bisnis. Pembenahan berbagai regulasi yang menghambat iklim usaha dan persaingan melalui program deregulasi akhir tahun lalu akan mulai berlaku efektif di awal tahun 2016 dan dapat segera dirasakan dampak positifnya bagi pertumbuhan. Jika pemerintah dapat terus mempertahankan tingkat inflasi di bawah 5%, ada harapan BI akan menurunkan suku bunga acuan untuk memicu pertumbuhan.
Terkait program deregulasi, pada Januari 2016 pemerintah akan memangkas hingga 20.000 dari sekitar 40.000 peraturan penghambat investasi di tingkat pusat dan menghapus tumpang tindih kelembagaan. Pemerintah daerah juga diminta ikut memangkas peraturan-peraturan yang menghambat investasi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 30,4% rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional.
Pasar jamu dan obat ataupun suplemen herbal (produk herbal) dunia pada tahun 2008 mencapai sekitar USD 60 miliar (setara Rp825 triliun dengan kurs Rp13.750/US Dolar) dengan pasar terbesar adalah Asia (39%), diikuti oleh Eropa (34%), Amerika Utara (22%) dan belahan dunia lainnya sebesar 5%. Nilai pasar tersebut akan terus meningkat dengan prediksi akan mencapai USD 150 miliar (setara Rp2.062,5 triliun) pada tahun 2020.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id